Sabtu, 22 Juli 2017

Sepercik Kenangan Tahun Pertama di SMAKBO

            Hai temen – temen, disini gua mau nyeritain gimana pengalaman gua pas ada di kelas 10 SMK – SMAK Bogor atau SMAKBo. Awalnya sih gua ga kepikiran buat ceritain ini, tapi ternyata ada yang request buat di ceritain gimana sih kehidupan anak kelas 10 di SMAKBo (?)

          Pas gua pikir lebih lanjut, mungkin menarik juga sih nyeritain pengalaman kelas 10 soalnya menurut gua kelas 10 itu waktu paling seru dan banyak banget

Jumat, 13 Mei 2016

Testing & penerimaan siswa baru SMAKBO

Hallo guys,nama gue Karna Wijaya.

         emm ngomong2 sih sekarang itu jam 1 maleman lah,gue kebetulan lagi gabisa tidur dan keinget hari kemaren nih yg udah lewat beberapa jam yang lalu.ya,tepatnya pada tanggal 13 mei itu hari yang paling gue inget.ada apa sama tanggal itu??

Rabu, 20 April 2016

Hukum Distribusi



Distribusi adalah penyebaran aktifitas zat terlarut yang dilarutkan dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Menurut hukum distribusi yang dinyatakan oleh Nernst pada tahun 1891, bahwa suatu zat yang terlarut akan membagi diri antara dua pelarut yang tidak saling melarutkan sedemikian rupa, sehingga perbandingan aktifitas pada keadaan setimbang dan suhu tertentu adalah tetap.
Hukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya:
1.      Temperatur yang digunakan.
Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k.
2.      Jenis pelarut. 
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k. 
3.      Jenis terlarut.
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k.
4.      Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k. Harga K berubah dengan naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga k tergantung jenis pelarutnya dan zat terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku bila zat terlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum di atas hanya berlaku untuk komponen yang sama. 
            Dalam hukum distribusi terdapat dua jenis larutan, yaitu larutan ideal dan larutan non-ideal. Larutan ideal diasumsikan sebagai larutan yang encer, tidak mengalami disosiasi dan asosiasi, serta tidak mengalami gaya gibbs (ΔG=0). Larutan ideal diasumsikan sebagai larutan yang mengalami asosiasi, disosiasi, dan distribusi.
Larutan Ideal
ΔG = 0
GA – GB = 0
GA = GB
G0A + RT ln aA = G0B + RT ln aB
ln aA ~ CA
ln aB ~ CB
Larutan Non-ideal
Asam benzoat mengalami disosiasi dalam air dan asosiasi dalam CHCl3 . Besarnya koefisien distribusi dapat dicari sebagai berikut.





Dalam air (disosiasi) :
C6H5COOH              C6H5COO-      +      H+
Awal               Cw
Reaksi             Cw α                         Cw α             Cw α   _
Akhir               Cw-Cw α                  Cw α              Cw α
                        Cw(1-α)                                            

                             Cw = konsentrasi total asam dalam air
                                                                      α = derajat disosiasi
Dalam Kloroform (asosiasi) :
(C6H5COOH)2 2 C6H5COOH
CC-m               m
K =
CC = konsentrasi total mole/I dalam molekul tunggal
m = konsentrasi dalam CHCl3 mole/I dalam molekul tunggal
Distribusi :
C6H5COOH (dalam CHCl3)             C6H5COOH (dalam H2O)
m                                              Cw(1-α)

Ki, K, a tidak diketahui, namun demikian untuk setiap Cw harga harga α dapat dicari dari :
Ki, K, a tidak diketahui, namun demikian untuk setiap Cw harga harga α dapat dicari dari :
    Ki = 6,6 . 10-5 
Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi, analisis dan penentuan tetapan kesetimbangan. Ekstraksi mempunyai arti penting dalam laboratorium dan teknik. Dalam laboratorium ekstraksi dipakai untuk mengambil zat-zat terlarut dalam air dengan menggunakan pelarut-pelarut organic yang tidak bercampur seperti eter, CHCl3, CCl4, dan benzene. Dalam industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai dalam hasil, seperti minyak tanah, minyak goreng, dan sebagainya.